- Selasa, 17 Desember 2013 | 10:49 WIB
- TOKYO, KOMPAS.COM — Jepang, Selasa (17/12/2013), mengatakan, negara itu bermaksud untuk meningkatkan belanja militer sebesar lima persen selama lima tahun ke depan. Jepang berencana untuk melakukan pembelian perangkat militer yang bertujuan memperkuat pertahanan hingga wilayah pelosok di tengah sengketa yang korosif dengan China.
Kabinet berhaluan garis keras (hawkish) pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe menyepakati anggaran 24,7 trilun yen (atau setara Rp 2,876 triliun) yang akan digunakan tahun 2014 hingga 2019. Anggaran sebesar itu termasuk untuk memberi sejumlah pesawat tanpa awak (drone), kapal selam, jet tempur, dan kendaraan amfibi.
Daftar belanja tersebut merupakan bagian dari upaya Abe untuk menormalisasi militer di Jepang, yang secara resmi telah menjadi pasif sejak kekalahan dalam Perang Dunia II. Layanannya yang sangat profesional dan dilengkapi peralatan yang baik terbatas pada peran pertahanan diri yang didefinisikan secara sempit.
Rencana itu muncul bersamaan dengan pembentukan Dewan Keamanan Nasional model AS yang diharapkan dapat memusatkan kekuatan yang lebih besar di tangan sejumlah kecil politisi dan birokrat senior.
Kekhawatiran berkembang di Jepang terkait meningkatnya kekuatan China, sementara kedua negara terlibat dalam sengketa kedaulatan atas sekelompok pulau di Laut China Timur.
Sejumlah pedoman pertahanan baru yang telah disetujui kabinet Jepang, Selasa, menyatakan bahwa Tokyo akan memperkenalkan sebuah "pasukan pertahanan gabungan yang dinamis", yang dimaksudkan untuk membantu pasukan udara, darat, dan laut bekerja sama lebih efektif dalam menghadapi bahaya. "China sedang mengambil sejumlah tindakan berbahaya yang dapat memicu kondisi dararut yang tak terduga," kata sejumlah pedoman itu.
Selasa, 17 Desember 2013
Jepang Naikkan Belanja Militer Saat Sengketa dengan China Memanas
Misi Penerbangan ke Mars Dipercepat
di kutip dari Plasamsn
Updated: Thu, 12 Dec 2013 11:20:08 GMT
Updated: Thu, 12 Dec 2013 11:20:08 GMT
AMSTERDAM - Misi penerbangan satu kali jalan ke Mars mulai mendekati kenyataan. Berbagai rencana detil misi tersebut diungkapkan, dan data relawan pun dipaparkan.
Mars One, perusahaan yang mencanangkan misi tinggal di Mars telah mengumpulkan 200 ribu orang relawan yang bersedia untuk diterbangkan ke Mars tanpa kembali lagi ke Bumi. Dari 200 ribu orang tersebut nantinya bakal diseleksi menjadi 40 orang saja yang akan menjalankan misi. Relawan tersebut memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai dari sipir, ibu rumah tangga, hingga stand up komedian.
Misi penerbangan ke Mars ini pun dipercepat menjadi Januari 2018, dua tahun lebih cepat dari yang sudah direncanakan sebelumnya. Pesawat antariksa untuk mengantar dan mendaratkan para relawan ke Planet Merah itu pun sedang dirancang, mirip-mirip seperti pesawat antariksa buatan NASA pada 2007, yakni Phoenix Lander. Pembuatan pesawat antariksa tersebut menelan biaya sebesar USD250 ribu atau sekira Rp3 milar per pesawat.
Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, Kamis (12/12/2013), formulir dari para relawan pun diungkapkan ke publik yang menerangkan alasan mereka ingin terbang ke Mars. Mayoritas dari para pendaftar berasal dari Amerika Serikat, yang kemudian disusul oleh India dan China.
Seorang relawan dari Australia, Josh Richards, mengatakan jika terpilih ia akan membawa serta okulele kesayangannya. "Jika saya benar-benar bisa terbang ke Mars, saya akan membawa alat musik okulele saya yang bernama Amanda. Dia telah ikut dengan saya keliling dunia, dan selalu membuat saya semangat," kata Richards.
Lain hal dengan yang diinginkan oleh Erica Meszaros, kandidat astronot dari Amerika Serikat. Ia mengatakan, "Saya ingin melihat matahari terbit di batas cakrawala yang tepat, di langit yang benar-benar terlihat tanpa ada halangan. Saya pikir itu sungguh sangat berharga."
Dari 200 ribu orang yang sudah mendaftar sebagai astronot di misi ini, namun perusahaan asal Belanda memberikan beberapa persyaratan untuk 40 orang terpilih yang terbang ke Mars.
Syarat-syaratnya antara lain minimal 18 tahun, memiliki tujuan yang jelas dan sesuai dengan misi, memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan kesehatan, memiliki kapasitas untuk merefleksikan diri dan kepercayaan yang tinggi. Tambahan lagi mereka juga harus bisa beradaptasi dengan cepat, sabar, selalu ingin tahu, kreatif, dan pandai.
DPR Dukung Penghapusan Sistem "Outsourcing" BUMN
dikutip : Plasamsn Mon, 16 Dec 2013 17:32:17 GMT
Jakarta (Antara) - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mendukung penghapusan sistem "outsourcing" di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan mengangkat para pekerja kontrak menjadi karyawan tetap sesuai perundang-undangan yang berlaku.
"Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan mewajibkan BUMN mempunyai karyawan tetap. Maka, karyawan yang sudah mencukupi untuk ditetapkan menjadi karyawan tetap dari pada merekrut karyawan baru," kata Pramono Anung usai bertemu Gerakan Bersama Buruh (GEBER) BUMN di Gedung DPR, Jakarta, Senin.
Pramono berempati kepada pegawai BUMN yang dikontrak dalam bentuk "outsourcing".
Dia menilai ada yang salah dalam rekrutmen pegawai BUMN dengan melihat jumlah karyawan BUMN "outsourcing" sebanyak dua jutaorang.
"Maka hari ini ketika kami menerima teman -teman dari Geber BUMN dan ini nanti akan kita teruskan dalam Bamus (Badan Musyawarah) dan paripurna terdekat supaya ini menjadi sikap resmi dewan terhadap persoalan outsourcing karyawan BUMN," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Koordinator Geber BUMN Ais meminta pimpinan DPR mendorong agar sistem "outsourcing" di BUMN dihapuskan.
Selain itu dia menilai rekomendasi Panja "Outsourcing" BUMN belum dijalankan padahal poinnya sudah jelas.
"Saat ini masih ada 416 pegawai PLN di Bekasi di PHK, seribu karyawan Jamsostek di PHK. Fakta-fakta itu yang harus direspon pemerintah," ujarnya.
Ais juga meminta DPR menyurati Presiden SBY untuk mengeluarkan instruksi agar pekerja "outsourcing" BUMN diangkat menjadi pegawai tetap. Dia juga menilai perusahaan BUMN banyak melanggar ketentuan perundang-undangan sehingga perlu diperingatkan.
Jakarta (Antara) - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mendukung penghapusan sistem "outsourcing" di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan mengangkat para pekerja kontrak menjadi karyawan tetap sesuai perundang-undangan yang berlaku.
"Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan mewajibkan BUMN mempunyai karyawan tetap. Maka, karyawan yang sudah mencukupi untuk ditetapkan menjadi karyawan tetap dari pada merekrut karyawan baru," kata Pramono Anung usai bertemu Gerakan Bersama Buruh (GEBER) BUMN di Gedung DPR, Jakarta, Senin.
Pramono berempati kepada pegawai BUMN yang dikontrak dalam bentuk "outsourcing".
Dia menilai ada yang salah dalam rekrutmen pegawai BUMN dengan melihat jumlah karyawan BUMN "outsourcing" sebanyak dua jutaorang.
"Maka hari ini ketika kami menerima teman -teman dari Geber BUMN dan ini nanti akan kita teruskan dalam Bamus (Badan Musyawarah) dan paripurna terdekat supaya ini menjadi sikap resmi dewan terhadap persoalan outsourcing karyawan BUMN," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Koordinator Geber BUMN Ais meminta pimpinan DPR mendorong agar sistem "outsourcing" di BUMN dihapuskan.
Selain itu dia menilai rekomendasi Panja "Outsourcing" BUMN belum dijalankan padahal poinnya sudah jelas.
"Saat ini masih ada 416 pegawai PLN di Bekasi di PHK, seribu karyawan Jamsostek di PHK. Fakta-fakta itu yang harus direspon pemerintah," ujarnya.
Ais juga meminta DPR menyurati Presiden SBY untuk mengeluarkan instruksi agar pekerja "outsourcing" BUMN diangkat menjadi pegawai tetap. Dia juga menilai perusahaan BUMN banyak melanggar ketentuan perundang-undangan sehingga perlu diperingatkan.
Selasa, 19 November 2013
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
A. Perkembangan
Individu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan
pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi
oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu agar
sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu
kita dalam memahami tingkah laku.
1.
Definisi dan Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan
adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan
hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ). Perubahan dalam
perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.
Prinsip-prinsip
perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
Ø Perkembangan
individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
Ø Kecepatan
perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai
perkembangan yang normal.
Ø Semua aspek
perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya
saling berhubungan.
Ø Arah
perkembangan individu dapat diramalkan.
Ø Perkembangan
berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu.
2. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap
Perkembangan Individu
Salah satu masalah yang menjadi perhatian para
ahli psikologi yaitu berkenaan dengan faktor penentu perkembangan individu.
Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Nativisme
Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke
dunia dengan membawa faktor-faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan
faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembngan individu.
Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi
pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.
b. Empirisme
Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke
dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah
kelahirannya, faktor penentu perkembangan individu ditentukan oleh faktor
lingkungan atau pengalamannya.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi
pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c. Teori Konvergensi
Menurut teori ini perkembangan individu di
tentukan oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi pendidik
untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang diharapkan,
namun demikian pelaksanaannya harus tetap memperhatiakan faktor-faktor hereditas
peserta didik, seperti kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.
B. Tahap dan Perkembangan serta Implikasinya
terhadap Perlakuan Pendidik
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu
Anak menjadi dewasa melalui suatu proses
pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan
mentalnya. Seraya berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi,
mempersepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap
perkembangan.
Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai
berikut:
a)
Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak
Kecil (0-6 Tahun)
• Belajar berjalan
• Belajar makan
makanan yang padat
• Belajar
membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan kesadaran diri,dll.
b)
Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)
• Belajar
keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.
• Pengembangan
konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan
sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga,dll.
c)
Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)
• Mencapai
hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis
kelamin.
• Memilih dan
mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
• Menguasai
seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah laku, dll.
d) Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-… Tahun)
• Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih jodoh / pasangan hidup.
• Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.
• Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai, dll.
• Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah
• Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.
• Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.
• Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua,dll.
e) Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:
• Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin menurun.
• Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.
• Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan,dll.
2. Implikasi Perkembangan Individu terhadap
Perlakuan Pendidik yang Diharapkan
Implikasi perkembangan individu terhadap
perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian
tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut:
a)
Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak Kecil
•
Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
• Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta didik.
• Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik,dll.
b) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah
• Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik secara
berangsur-angsur dan terus–menerus.
• Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.
• Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan,
diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan, dll.
c) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak:
• Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggungjawab
anak.
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Terbuka terhadap kritik,dll.
d) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal:
• Menerima makin dewasanya peserta didik.
• Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.
• Mendorong kebebasan dan tanggungjawab,dll.
e) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir:
• Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
• Menerima kematangan peserta didik.
• Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan,dll.
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap
Pendidikan
1.
Behaviorisme
Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:
i.
Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah
laku yang dapat diobservasi.
ii.
Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
iii.
Komponen teori behavioral ini adalah stimulus,
respon dan konsekuensi.
iv.
Faktor
penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
v Individualisasi:
perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin.
v ii. Motivasi:
motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara terus-menerus.
v Metodologi: metode
bealjar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi.
v Tujuan
kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah
laku sosial.
v Bentuk
pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan-hubungan
sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak
dicapai.
v Usaha
mengefektifkan mengajar :dengan cara menyusun program secara rinci dan
bertingkat serta mengutamakan penguasaan keterampilan.
v Partisispasi :
peserta didik mungkin pasif.
v Kegiatan
belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi
setahap secara rinci.
v Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu
2.
Kognitif
Kognitif
didasarkan pada asumsi bahwa:
ü Individu
mempunyai kemampuan memproses informasi.
ü Kemampuan
memproses informasi tergantung faktor kognitif yang perkembangannya
berlangsungsecar bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
ü Belajar adalah
proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
ü Hasil belajar
adalah berupa perubahan struktur kognitif.
ü Cara belajar
pada anak-anak dan orang dewasa berbeda secara tahap perkembangannya.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
§ Individualisasi
: perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembngan kognitif peserta didik
§ Motivasi:
bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan yangtelah dikuasai
peserta didik.
§ Metodologi :
menggunakan kurikulum dan metode-metode yang berfungsi mengembangkan
keterampilan dasar berfikir.
§ Tujuan
kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan sensori,
motor, bahasa, kognitif, adapun interaksi sosial merupakan cara / alat untuk
mengembangkan intelegensi.
§ Bentuk
pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik
§ Usaha
mengefektifkan mengajar : dengan cara mengutamakan program-program pendidikan
berupa pengetahuan-pengetahuan yang terpadu, adapun konsep-konsep dan keterampilan
harus secara hierarkis.
§ Partisispasi
peserta didik: peserta didik dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan
kognitif, peserta didik belajar dengan bekerja.
§ Kegiatan
belajar peserta didik :mengutamakan belajar melalui tilikan dan pemahaman.
§ Tujuan umum :
mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitif secara optimal dan
kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.
3.
Humanisme
Humanisme
didasarkan pada asumsi bahwa:
1)
Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai
kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya.
2)
Individu
mempunyai hasrat untuk mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi
pengalaman-pengalamannya.
3)
Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian
individu.
4)
Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh
kepribdian individu.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
o Individualisasi : perlakuan terhadap individual
didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
o Motivasi: bersifat intrinsik berdasarkan
pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik.
o Metodologi: menggunakan metode/ pendekatan
proyek yang terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari
kehidupan sosial.
o
Tujuan kurikuler : mengutamakan pada
pengembangan sosial, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap
terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
o Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada
peserta didik, peserta didik bebas memilih sedangkan guru / pendidik berperan
untuk membantu dan bukan untuk mengarahkan.
o Usaha mengefektifkan mengajar: penajaran
disusun dalam bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta
didik secara perorangan.
o Partisispasi peserta didik: mengutamakan partisipasi
aktif peserta didik.
o Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan
belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.
o Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan
pemahaman.
Senin, 21 Oktober 2013
BILANGAN BULAT
BILANGAN BULAT
Disusun
oleh : 1. Ahmad Fatihuddin
2. Devyna Khristiana
3. Herlambang
4. Nurul Fitriati
5. Rizka Widiati
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada
Allah .swt. yang telah memberi kami kesehatan yang membuat kami dapat
menyelesaikan makalah tentang bilangan bulat ini dengan baik.
Tidak lupa pula kami ucapkan
terimaksih kepada dosen matematika kami yaitu Ibi Kowiyah yang telah memberikan
kami banyak ilmu baru yang berguna untuk menyelesaikan tugas kelompok ini.
Makalah ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan
kita tentang apa itu bilangan bulat dan sifat-sifat operasinya dalam
matematika. Pembahasan dalam makalah ini kita buat lebih ringkas dalam proses
pembuatannya. Buku ini ditujukan bagi siapa saja yang membutuhkan pengetahuan
lebih dalam tentang bilangan bulat.
Sekian dari kelompok kami, apabila ada kesalahan dari
makalah ini mohon dimaklumi.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Cover
……………………………………………………………….i
Kata
pengantar ……………………………………………….ii
Daftarisi
………………………………………...................iii
Apaitubilanganbulat?
…………………….……………..1
Pengertianbilanganbulat
…………………. ……………3
Operasihitungpadabilanganbulat:
1.
Operasipenjumlahan …………………………………..5
2.
Operasipengurangan …………………………………..6
3.
Operasiperkalian ………………………………………… 9
4.
Operasipembagian …………………………………….14
DaftarPustaka ………………………………………………..15
Apa
itu bilangan bulat?
Bilangan bulat terdiri dari
- bilangan asli : 1, 2, 3, ...
- bilangan nol : 0
- bilangan negatif : ..., -3, -2, -1
Bilangan Bulat dinotasikan dengan:
B = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,
...}
-
PENGERTIAN BILANGAN BULAT
Pengertian dari bilangan bulat itu
sendiri adalah lanjutan dari pembahasan bilangan cacah dan bilangan asli. Pada
kesempatan pembahasan bilangan bulat lebih dititikberatkan pada bilangan bulat
negatifnya. Begitu pula pada pembelajaran matematika di SD, bahwa [embelajaran
bilangan bulat diberikan setelah pembelajaran bilangan cacah, bilangan asli,
dan bilangan pecahan positif.
Namun karena perkembangan kesiapan
anak SD untuk bisa memahami dan terbatasnya waktu yang tersedia untuk
pembelajaran matematika maka topik bilangan negatif bari dapat diberikan pada
kelas atas SD.
0, 1, 2, 3, 4, ....dst: bilangan cacah/ bilangan bulat
positif
0
: bilangan yang tidak positif dan tidak negatif.
-1, -2, -3, -4, ...dst: bilangan
bulat negatif/ bilangan bulat negatif
-
Mengurutkan Bilangan Bulat
Setelah kita memahami bilangan bulat
maka dalam kesempatan sekarang ini kita akan mempelajari konsep antar hbungan
bulat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bilangan bulat dapat berupa
ketidaksamaan, yaitu “kurang dari” atau lebih kecil dari dan “lebih dari” atau
lebih besar dari.
· Untuk menjelaskan dan
membimbing para siswa tentang kepemahamaan hubungan ketidaksamaan “lebih kecil
dari” (<), kita dapat membuat gambar sebagai berikut:
A
<b jika ada bilangan positif c sehingga a + c = b
|
3
< 5 sebab 3 + 2=5 4
< 6 sebab 4 + 2= 6
-7
< -4 sebab -7 + 3 = -4 -3
< 2 sebab -3 + 5 = 2
|
· Dengancara
yang samakitadapatmembimbingsiswauntukmemahamiapaitukonsep “lebihbesardari”
(>). Namunsebelumnyadapatkitaarahkanbahwabilanganbulat a lebihbesardaribilanganbulat
b (a>b) jikaadabilangan c sehingga a = b + c atau a-c=b.
Namununtukpengertianlebihringkasnyaadalah
:
Suatu bilangan yang lebih sedikit
akan memakan bilangan yang lebih besar.
-
Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
· Operasi Penjumlahan
Menjumlahkan bilangan bulat
dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Bilangan negatif ditujukan
dengan arah panah ke kiri, sedangkan bilangan positif ditujukan dengan arah
panah ke kanan.
1.
Langkah-langkah pengerjaan operasi hitung penjumlahan :
a.
Bilangan pertama dimulai dari 0.
b.
Bilangan kedua dimulai dari ujung panah bilangan pertama.
c.
Bilangan hasil dimulai dari nol sampai ujung panah bilangan
kedua.
-
Operasi Pengurangan
Pengurangan sama artinya dengan menambahbilangan yang ada
dengan lawannya. Contoh:
1.
4 – 6 =4 + (lawan 6)
= 4+(-6)
= -2
2.
-
Operasi Perkalian
· Bilangan positif x bilangan
positif = bilangan positif
Contoh :
a.
2 x 2 = (2 +2)
= 4
b.
1 x 3 = 3
c.
2 x 3 = (3 + 3)
= 6
1)
Perkalianbulatsamaartinyadenganperkalianduabilangancacah.
3 x 4 berartiadatigaempatan,
yaitu:
3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
Contoh:
· Bilangan negatif x bilangan
positif = bilangan negatif
Contoh :
a.
-3 x 2 = -(2 + 2 +2)
= -6
b.
-2 x 1 =-( 1 + 1 )
= -2
c.
-2 x 2 = -(2 + 2)
= -4
Untukperkalianbilanganbulatnegatifdenganbilanganbulatpositif,
dapat pula melihatcarasepertiberikut:
-5 x 3 = -(5 x 3)
= -(3 + 3 + 3 + 3 + 3)
=-(15)
= -15
-
Operasi Pembagian
· Bilangan positif : bilangan
positif = bilangan positif
a : b = c c
x b = a
|
Contoh: a x 5
= 20, bilangan yang dapatdikalikan5 danhasilnya 20 adalah 4. Sebab20 : 5
makahasilnya 4. Jadi, pembagianadalahoperasikebalikandariperkalian.
· Bilangan negatif : Bilangan
positif = bilangan negatif
Contoh:
1.
Hasildari-8
: 2 = a ->c x 2 = -8
Pengganti a
yang benaradalah-4, sebab -4 x 2 = -8
Jadi, -8 : 2 =
-4
· Bilangan positif : bilangan
negatif = bilangn negative
Contoh:
2.
Hasildari12 :
(-4)= a ->a x (-4) = 12
Penggantia yangbenaradalah-3, sebab-3 x (-4) =12
Jadi, 12 : (-4) = -3
·
Bilangan negatif : bilangan negatif = bilangan positif
Contoh:
a. -4 : -2 = 2
b. -6 : -3 = 2
c. -8 : -2
= 4
· MenggunakanSifatOperasiHitungBilanganBulat
1.
Sifat Komutatif (pertukaran)
a. Penjumlahan : a + b = b + a
b. Perkalian :
a x b = b x a
Contoh: 1) 2 + 4 = 4 + 2 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6
2. Sifat
Asosiatif (pengelompokan)
a. Penjumlahan :
(a +b) + c = a + (b + c)
b. Perkalian :
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh:
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30
3. Sifat Distributif
(penyebaran)
a. Perkalian terhdap penjumlahan
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
b. Perkalian terhadap pengurangan
a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
Contoh:
1) 4 x (5 + 2) = (4
x 5) + (4 x 2) = 28
2) 5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50
2) 5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50
DaftarPustaka
Slamet. 2010. PendidikandanLatihanProfesi Guru
SekolahDasar 2010. Jakarta: UniversitasMuhammadiyah PROF. DR. HAMKA.
Dkk, Karso. 2009. PendidikanMatematika I. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://adekaryono.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)