A. Perkembangan
Individu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan
pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi
oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu agar
sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu
kita dalam memahami tingkah laku.
1.
Definisi dan Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan
adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan
hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ). Perubahan dalam
perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.
Prinsip-prinsip
perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
Ø Perkembangan
individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
Ø Kecepatan
perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai
perkembangan yang normal.
Ø Semua aspek
perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya
saling berhubungan.
Ø Arah
perkembangan individu dapat diramalkan.
Ø Perkembangan
berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu.
2. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap
Perkembangan Individu
Salah satu masalah yang menjadi perhatian para
ahli psikologi yaitu berkenaan dengan faktor penentu perkembangan individu.
Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Nativisme
Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke
dunia dengan membawa faktor-faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan
faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembngan individu.
Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi
pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.
b. Empirisme
Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke
dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah
kelahirannya, faktor penentu perkembangan individu ditentukan oleh faktor
lingkungan atau pengalamannya.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi
pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c. Teori Konvergensi
Menurut teori ini perkembangan individu di
tentukan oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi pendidik
untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang diharapkan,
namun demikian pelaksanaannya harus tetap memperhatiakan faktor-faktor hereditas
peserta didik, seperti kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.
B. Tahap dan Perkembangan serta Implikasinya
terhadap Perlakuan Pendidik
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu
Anak menjadi dewasa melalui suatu proses
pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan
mentalnya. Seraya berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi,
mempersepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap
perkembangan.
Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai
berikut:
a)
Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak
Kecil (0-6 Tahun)
• Belajar berjalan
• Belajar makan
makanan yang padat
• Belajar
membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan kesadaran diri,dll.
b)
Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)
• Belajar
keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.
• Pengembangan
konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan
sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga,dll.
c)
Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)
• Mencapai
hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis
kelamin.
• Memilih dan
mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
• Menguasai
seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah laku, dll.
d) Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-… Tahun)
• Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih jodoh / pasangan hidup.
• Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.
• Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai, dll.
• Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah
• Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.
• Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.
• Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua,dll.
e) Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:
• Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin menurun.
• Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.
• Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan,dll.
2. Implikasi Perkembangan Individu terhadap
Perlakuan Pendidik yang Diharapkan
Implikasi perkembangan individu terhadap
perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian
tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut:
a)
Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak Kecil
•
Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
• Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta didik.
• Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik,dll.
b) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah
• Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik secara
berangsur-angsur dan terus–menerus.
• Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.
• Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan,
diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan, dll.
c) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak:
• Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggungjawab
anak.
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Terbuka terhadap kritik,dll.
d) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal:
• Menerima makin dewasanya peserta didik.
• Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.
• Mendorong kebebasan dan tanggungjawab,dll.
e) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir:
• Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
• Menerima kematangan peserta didik.
• Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan,dll.
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap
Pendidikan
1.
Behaviorisme
Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:
i.
Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah
laku yang dapat diobservasi.
ii.
Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
iii.
Komponen teori behavioral ini adalah stimulus,
respon dan konsekuensi.
iv.
Faktor
penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
v Individualisasi:
perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin.
v ii. Motivasi:
motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara terus-menerus.
v Metodologi: metode
bealjar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi.
v Tujuan
kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah
laku sosial.
v Bentuk
pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan-hubungan
sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak
dicapai.
v Usaha
mengefektifkan mengajar :dengan cara menyusun program secara rinci dan
bertingkat serta mengutamakan penguasaan keterampilan.
v Partisispasi :
peserta didik mungkin pasif.
v Kegiatan
belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi
setahap secara rinci.
v Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu
2.
Kognitif
Kognitif
didasarkan pada asumsi bahwa:
ü Individu
mempunyai kemampuan memproses informasi.
ü Kemampuan
memproses informasi tergantung faktor kognitif yang perkembangannya
berlangsungsecar bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
ü Belajar adalah
proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
ü Hasil belajar
adalah berupa perubahan struktur kognitif.
ü Cara belajar
pada anak-anak dan orang dewasa berbeda secara tahap perkembangannya.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
§ Individualisasi
: perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembngan kognitif peserta didik
§ Motivasi:
bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan yangtelah dikuasai
peserta didik.
§ Metodologi :
menggunakan kurikulum dan metode-metode yang berfungsi mengembangkan
keterampilan dasar berfikir.
§ Tujuan
kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan sensori,
motor, bahasa, kognitif, adapun interaksi sosial merupakan cara / alat untuk
mengembangkan intelegensi.
§ Bentuk
pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik
§ Usaha
mengefektifkan mengajar : dengan cara mengutamakan program-program pendidikan
berupa pengetahuan-pengetahuan yang terpadu, adapun konsep-konsep dan keterampilan
harus secara hierarkis.
§ Partisispasi
peserta didik: peserta didik dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan
kognitif, peserta didik belajar dengan bekerja.
§ Kegiatan
belajar peserta didik :mengutamakan belajar melalui tilikan dan pemahaman.
§ Tujuan umum :
mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitif secara optimal dan
kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.
3.
Humanisme
Humanisme
didasarkan pada asumsi bahwa:
1)
Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai
kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya.
2)
Individu
mempunyai hasrat untuk mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi
pengalaman-pengalamannya.
3)
Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian
individu.
4)
Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh
kepribdian individu.
Implikasinya
terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
o Individualisasi : perlakuan terhadap individual
didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
o Motivasi: bersifat intrinsik berdasarkan
pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik.
o Metodologi: menggunakan metode/ pendekatan
proyek yang terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari
kehidupan sosial.
o
Tujuan kurikuler : mengutamakan pada
pengembangan sosial, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap
terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
o Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada
peserta didik, peserta didik bebas memilih sedangkan guru / pendidik berperan
untuk membantu dan bukan untuk mengarahkan.
o Usaha mengefektifkan mengajar: penajaran
disusun dalam bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta
didik secara perorangan.
o Partisispasi peserta didik: mengutamakan partisipasi
aktif peserta didik.
o Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan
belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.
o Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan
pemahaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar